Review Film "Miracle in Cell No.7" Berasa Naik Roller Coasters!

Halo readers, balik lagi di blog ini, pada tulisan kali ini akan berisikan review salah satu film korea kesukaan writer, yang bisa bikin suasana hati kita tuh campur aduk, berasa naik Roller Coasters gitu. Cerita sedikit ya, writer ini suka banget sama film yang bernuansa sedih, pas ketemu dan tau Miracle in cell no.7 adalah film dengan sedikit comedy tapi kebanyak sedih, wah writer seneng banget dong. Jujur kalo mau nangis pasti writer re-watch film ini, karena sedihnya beneran dapet temen-temen dan kalo dihitung mungkin writer udah 3 kali nonton film ini deh kayaknya, beneran suka banget! Writer juga jadi salah satu orang yang nunggu banget tanggal film ini tayang di bioskop Indonesia pas tau kalo mau di remake versi Indonesia 🤩


Miracle in cell no.7 ini film yang disutradarai oleh Lee Hwan-Kyung dan 2 orang produser Kim Minki serta Lee Sang Hun. Film ini diproduksi oleh Fineworks/CL Entertainment dengan durasi 127 menit, pertama kali di release pada 24 Januari 2013, berlatar belakang kisah nyata yang penuh haru dan memilukan. Miracle versi korea ini diambil dari kisah nyata seorang pria bernama Jeong Won Seop yang merupakan seorang disabilitas intelektual, ia dituduh telah memperkosa juga membunuh seorang gadis sekolah dasar dan berakhir di penjara atas kejahatan yang tidak ia lakukan tersebut. Ayah dari gadis yang meninggal tersebut kala itu adalah seorang kepala polisi Chun Cheon dan Jeong Won Seop pun mendekam di penjara selama 15 tahun sampai pada akhirnya dibebaskan pada tahun 2008. Film ini juga merupakan salah satu film terlaris korea yang sudah ditonton ditonton lebih dari 12,8 juta dalam kurun waktu 46 hari. 


Film yang bisa bikin kita ketawa tapi juga bisa bikin kita banjir airmata ini mengisahkan kisah haru hubungan seorang anak perempuan dan ayahnya yang memiliki keterbelakangan mental, film keluarga ini bisa bikin kita sebagai penonton nangis tapi juga senyum melihat bagaimana hubungan harmonis ayah dan anak ini. Lee Yong Go laki-laki berusia 40 tahunan yang bekerja sebagai tukang parkir memiliki anak perempuan yang bernama Ye Sung berusia 6 tahun yang sangat cantik dan pintar. Kecintaan ayah pada anaknya ini bisa kita rasakan dari bagaimana Yong-Goo menjaga anaknya dan berusaha untuk memenuhi keinginan anaknya untuk membeli tas ransel Sailor Moon berwarna kuning yang setiap hari dilihat oleh anak dan ayah itu. Namun suatu ketika, tas ransel yang berada di toko tersebut tersisa satu dan ada ayah dari seorang anak hendak membelinya, Yong-Goo pun berusaha agar anaknya tidak sedih dengan rela masuk ke toko dan meminta ayah anak lain itu untuk tidak membelinya dan disinilah awal konflik di mulai. Usaha Yong-Goo yang masuk ke toko dan hendak menghentikan ayah dari seorang gadis itu berakhir dengan ia yang mendapat kekerasan fisik dari ayah gadis tersebut yang merupakan seorang komisaris polisi. Keesokannya, gadis yang membeli ransel Sailor Moon berwarna kuning itu menunjukkan kepada Yong-Goo tempat toko lain menjual tas yang sama ketika gadis itu melihat Yong-Goo bekerja sebagai tukang parkir di toko kelontong. Namun naasnya ketika Yong-Goo mengikuti gadis tersebut ditengah hujan, gadis itu jatuh terbaring tak sadarkan diri, Yong-Goo pun berusaha untuk melakukan CPR namun seorang wanita melihat hal itu dan mengira Yong-Goo sedang memperkosa seorang gadis kecil dan berakhir memanggil polisi. 


Kesalahpahaman ini lah yang membuat Yong-Goo berakhir dipenjara atas tuduhan tindak kriminal yang tidak ia lakukan. Dengan keterbelakangan yang dimiliki Yong-Goo polisi pun memanfaatkan hal tersebut dengan memaksa Yong-Goo mengakui kejahatan yang tidak ia lakukan. Yong-Goo pun akhirnya dijebloskan ke penjara dengan nomor sel 7, sel ini merupakan sel paling keras dengan keamanan yang sangat ketat di penjara. Dalam sel no. 7 ini Yong-Goo berbagi sel dengan lima narapidana lainnya, dari sinilah kisah lucu juga haru dimainkan dalam film ini. Banyak kejadian dan cerita yang dilakukan Yong-Goo dan teman-teman sel nya itu, salah satunya ketika teman-teman Yong-Goo berencana untuk menyelundupkan Ye-Seung a untuk masuk ke dalam sel tersebut sesuai dengan keinginan Yong-Goo, berbagai cara pun mereka lakukan. Sampai pada akhirnya sidang final dari Yong-Goo pun akan segera dilakukan, teman-teman Yong-Goo berusaha untuk membantu Yong-Goo mengurangi hukuman atas kejahatan yang tidak ia lakukan dan disini Yong-Goo dipaksa oleh para oknum untuk tidak memberikan pembelaannya. Dan akhirnya Yong-Goo diberikan keputusan final untuk tetap dihukum mati. Ye-Seung dewasa yang diperankan oleh Park Shin-Hye pun saat ia dewasa berusaha untuk memberikan keadilan kepada ayahnya dan berusaha membersihkan namanya, kisah haru juga terlihat disini, para penonton dibuat menangis haru ketika Ye-Seung dewasa berusaha membela ayahnya dan membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah. 


Miracle in cell no.7 ini bisa dibilang film yang sukses banget temen-temen, bisa dilihat dari bagaimana film ini sudah di remake sama beberapa negara, mulai dari Turki, India, Filipina, Spanyol, dan pastinya yang paling baru Indonesia. Keren banget kan udah di remake 5 negara dengan jalan cerita yang masih satu jalur, tapi dikemas dengan suasana dan kebudayaan yang berbeda, menyesuaikan dengan negara masing-masing tentunya. Dengan jalan cerita yang menceritakan bagaimana seorang yang memiliki keterbelakangan mental yang difitnah hingga dipenjara sampai akhir hidupnya dan tidak mendapatkan keadilan atas tuduhan tindak kriminal yang sama sekali tidak ia lakukan, dikemas dengan sangat apik oleh sutradara remake dari masing-masing negara. Banyaknya remake dari film ini juga membuktikan bahwa sistem hukum dari negara-negara ini sama, masih tumpul ke atas dan tajam ke bawah, tidak ada keadilan yang merata dan ini membuktikan bahwa sistem hukum dari negara-negara tersebut masih harus ditata ulang. 


Tepat tanggal 8 September 2022 lalu, miracle versi Indonesia ini resmi tayang di bioskop Indonesia, film ini diproduksi oleh Falcon Pictures. Antusias para penonton kerasa banget deh, bisa dibuktikan dengan jumlah penayangan film ini yang lebih dari 5 juta penonton. Wah di sejarah perfilman Indonesia, cuma ada 6 film Indonesia yg dapat lebih dari 5 juta penonton lho! Keren banget deh miracle versi Indonesia ini. Film ini digarap oleh sutradara Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris legend Indonesia, seperti Vino G. Bastian, Graciella Abigail, Indro Warkop, Tora Sudiro, Bryan Domani, Rigen, dan Indra Jegel . Awalnya banyak yang meragukan film remake ini akan memuaskan secara Miracle in cell no. 7 ini merupakan salah satu film terlaris korea, namun dugaan-dugaan ini dibantahkan dengan kualitas miracle versi Indonesia ini dibuat oleh Hanung Bramantyo secara menarik dan memiliki kekhasan Indonesia yang dapat penonton rasakan. Bagaimana latar belakang perkampungan kumuh dalam film ini yang ditunjukkan lewat perkampungan di samping rel kereta api, visual dari sel-sel penjara yang dibuat tidak terawat dan penuh dengan kekerasan yang menggambarkan realita penjara di Indonesia. Selain itu juga, terdapat unsur keberagaman dan keagamaan yang sangat kental di versi Indonesia ini, menyesuaikan masyarakat yang berporos pada agama. Para aktor-aktor pun berhasil memberikan elemen komedi yang pas juga sukses memberi elemen drama tambahan yang dibutuhkan. Karakter-karakternya pun bisa mempunyai peran masing-masing di versi remake Indonesia ini, chemistry, emosi mereka terjalin kuat berkat akting natural yang ditunjukkan. Dan ga lupa juga dong, soundtrack yang hype dan mendukung dari remake versi Indonesia ini, lagu Andaikan Kau Datang yang dibawakan versi Andmesh Kamaleng ini dibuat beda dengan lagu yang aslinya, seolah versi ini dibuat lebih sedih menyesuaikan film miracle in cell no. 7 ini. 


Komentar